᭧
ASTHABRATA
Makna Asthabrata
- Astha atau hastha adalah angka 8
- Astagina (Kawi) = 8 Macam Kegunaan
- Astha Bumi (Hindu) = 8 ukuran halaman Pura
- Astha Dikpala (Aṣṭa-Dikpāla अष्ट-दिक्पाल) = 8 Dewa Penjaga Arah (Indra, Varuna, Kuvera, Yama, Isana, Vayu, Agni, Nrtti)
- Astha Kosala (Hindu) = 8 ukuran niyasa pelinggih
- Astha Wisangti (Sansekerta) = 28
- Asthabasu (Kawi) = 8 Dewa
- Asthabratha (Kawi) = 8 Macam Kebajikan
- Asthadasa (Jawa Kuno) = 18
- Asthadasa Kotamaning Prabu (Majapahit) = 18 Ilmu Kepemimpinan Jawa
- Asthama (Sansekerta) = ke 8
- Cupu Manik Asthagina (Ramayana) = kotak perhiasan pemberian Bathara Surya kepada Dewi Windradi (isteri Resi Gotama) (neneknya Hanoman)
- Brata adalah kebajikan, kesetiaan, dharma bhakti, laku tapa, kaul kesetiaan, tingkah laku, solah bawa, polah tingkah, perbuatan
- Bratajaya (Mahabharata महाभारत) = Sumbadra (isteri Arjuna)
- Bratalaras (Mahabharata महाभारत) = anak Arjuna dan Dewi Larasati (dari Widarakandang)
- Bratasena (Mahabharata महाभारत) = Bima (kakak Arjuna)
- Catur Brata (Hindu)= Amati karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang)
- Panca Niyama Brata (Hindu) = Akrodha, Guru Susrusa, Sauca, Aharalagawa, Apramada
- Panca Yama Brata (Hindu) = Ahimsa, Brahmacari, Satya, Awyawaharika, Asteriya
- Tapa Brata (Sansekerta) = bertapa
Ajaran Asthabrata
- Ajaran yang diberikan oleh Ramawijaya kepada Wibisana, menurut buku Serat Rama Jarwa Macapat, karangan Yosodipuro II, dalam 35 bait (27 bait Pangkur). Oleh Ramawijaya, Raden Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka menggantikan Rahwana. Untuk menjadi seorang raja yang adil dan bijaksana, haruslah mengikuti sifat 8 Dewa, yaitu Indra, Yamadipati, Surya, Bayu, Kuwera, Brama, Candra, Baruna.
- Ajaran yang diberikan oleh Bagawan Kesawasidhi (pertapaan Kutharunggu) kepada Arjuna, menurut cerita Wahyu Makutha Rama. Bagawan Kesawasidhi sebagai penyamaran dari Kresna (inkarnasi Wisnu). Seorang pemimpin haruslah mempunyai 8 sifat, Kisma (tanah), Warih (air), Maruta (angin), Angkasa (langit, awan, mendung), Candra (rembulan), Surya (matahari), Dahana (api), Kartika (bintang).
- Ajaran yang diberikan oleh Bagawan Kesawasidhi (pertapaan Kutharunggu) kepada Arjuna, menurut buku Wahyu Sri Makutharama, Asthabrata (buku kedua dari buku panduan Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta), penanggung jawab Sampurno, ketua tim penyusun Wibisono Singgih, edisi kedua September 1996. Bagawan Kesawasidhi sebagai penyamaran dari Kresna (inkarnasi Wisnu). Seorang pemimpin haruslah mempunyai 8 watak (Dewa), Bumi (Wisnu), Angin (Bayu), Air (Baruna), Rembulan (Ratih), Matahari (Surya), Langit (Indra), Api (Brama), Bintang (Ismaya).
- Orang Jawa suka dengan referensi kepemimpinan menurut Lakon Wahyu Makutharama. Lakon ini menyuratkan kepemimpinan sosial yang terkenal dengan istilah asthabrata, yang berarti delapan prinsip meniru filsafat matahari, bulan, langit, bintang, air, api, laut dan angin. Ajaran asthabrata memberikan kesadaran kosmis bahwa dunia dengan segala isinya mengandung pelajaran bagi manusia yang mau merenung dan menelitinya. Norma kepemimpinan Jawa dikenal dengan ungkapan sabda pandita ratu tan kena wola-wali. Maksudnya seorang pemimpin harus konsekuen untuk melaksanakan dan mewujudkan apa yang telah dikatakan. Masyarakat Jawa menyebutnya sebagai orang yang bersifat berbudi bawa laksana yaitu teguh berpegang pada janji.
Rangkuman Asthabrata
- Kisma, Pratiwi (tanah, bumi, kekayaan), Kuwera (Dewa Kekayaan).
- Warih, Jaladri, Samudra (air, laut, samudera), Baruna (Dewa Laut).
- Maruta, Samirana (angin, udara), Bayu (Dewa Angin).
- Angkasa (langit, awan, mendung), Indra (Dewa Hujan).
- Candra (rembulan), Candra (Dewa Bulan).
- Surya, Baskara (matahari), Surya (Dewa Matahari).
- Dahana (api), Brama (Dewa Api).
- Kartika (bintang, keadilan), Yamadipati (Dewa Kematian).
Kuwera (Dewa Kekayaan) Laku Hambeging Kisma
- Maknanya seorang pemimpin yang selalu berbelas kasih dengan siapa saja. Kisma artinya tanah. Tanah tidak mempedulikan siapa yang menginjaknya, semua dikasihani. Tanah selalu memperlihatkan jasanya. Walaupun dicangkul, diinjak, dipupuk, dibajak tetapi malah memberi subur dan menumbuhkan tanam-tanaman. Filsafat tanah adalah air tuba dibalas air susu. Keburukan dibalas kebaikan dan keluhuran.
- Lire: tansah murah asih marang sapa bae kang nyuwun den murahi. Amarga kisma iku tansah ngatonake dedanane. Tanem tuwuh cecukulan minangka bogane sagung dumadi, ora liya saka wulu wetuning bantala. Sanadyan anggane pinulasara in janma, pinaculan dinudhukan, parandene kisma malah ngatonake kamurahane, mas sesotya pepelikan warna-warna dadya kaskayane kang mulasara. Mangkono hambeging kisma.
- Bumi mempunyai sifat murah hati, selalu memberi hasil kepada siapapun yang mengolah dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak murah hati, suka beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
- Sifatnya ulet dalam berusaha mengumpulkan kekayaan guna kesejahteraan warga masyarakatnya. Ia sebagai penyandang dana.
- Sentosa, suci, pemurah memberikan segala kebutuhan yang diperlukan makhluk yang hidup diatasnya. Menjadi tumpuan bagi hidup dan pertumbuhan benih dari seluruh makluk hidup. Sebagaimana bumi, seorang pemimpin seharusnya bersifat sentosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku sehari-hari.
- Ulet jroning ngumpulaké kasugihan kanggo kasejahtran warga masyarakaté (Ulet di dalam mengumpulkan kekayaan bagi kesejahteraan warga masyarakat).
- Sikap pemimpin bangsa harus meniru watak bumi atau momot-mengku (memuat-memangku) bagi orang Jawa, dimana bumi adalah wadah untuk apa saja, baik atau buruk, yang diolahnya sehingga berguna bagi kehidupan manusia.
- Raja harus memiliki watak seperti tanah, yang murah dan penuh kasih sayang, menerima segala tumpahan dan keluhan, memberikan sarana hidup, tak banyak menuntut, serba bermanfaat.
- Yang sentosa, makmur dengan kesucian rohani dan jasmani. Pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya karena harus memperhatikan rakyat, yang memerlukan bantuan yang mencerminkan sentosa budi pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada.
- Dimaknai sebagai murah hati, suka beramal, dan berusaha tidak mengecewakan rakyat. Makna ini sesuai sifat bumi yang memberikan hasilnya kepada yang mengolahnya.
Baruna (Dewa Laut) Laku Hambeging Samodra
- Maknanya seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf sebagaimana samudra raya yang siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Jiwa samudra mencerminkan pendukung pluralisme dalam hidup bermasyarakat yang berkharakter majemuk.
- Lire: jembar miwah sabar ing panggalih. Kamot momoting panggalih, kapanduking suka kingkin sasadone den adu manis, datan jujul datan surut lamun kataman ing sak serik sameng dumadi. Jer samodra iku sanyata angalangut tanpa tepi. Kajogan sarah prabatang miwah tirtaning narmada pira-pira, parandene orak sesak ora luber. Sifat Samudera bisa menampung seluruh air sungai dengan segala sesuatu yang ikut mengalir di dalamnya. Namun samudera tidak tumpah. Hyang Baruna seperti samudera bisa menampung apa saja yang jelek ataupun baik. Ia sabar dan berwawasan sangat luas, seluas samudera.
- Laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Seorang pemimpin hendaknya menempatkan semua rakyatnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian ia dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
- Luas, tidak pernah menolak apapun yang datang memasukinya, menerima dan menjadi wadah apa saja. Sebagaimana lautan seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung bila dikritik, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung segala aspirasi rakyat dari golongan maupun suku mana pun serta bersifat pemaaf.
- Bisa nampung apa waé sing ala utawa apik, sabar lan nduwèni wawasan sing jembar (Bisa menampung apa saja, yang jelek atau yang baik, sbar dan mempunyai wawasan yang luas).
- Jujur, bersih dan berwibawa, obat haus air maupun haus ilmu pengetahuan dan haus kesejahteraan.
- Raja berwatak air, dapat menyesuaikan diri dimana tempat berada, memberikan kesejukan kepada siapapun sehingga rakyat merasa adhem ayem kadyo siniram banyu sawindu lawase (seperti disiram air 8 tahun lamanya).
- Sebagai simbol kekuatan yang mengikat. Pemimpin harus mampu menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga keseluruhan dan keutuhan rakyat serta melindungi rakyat dari segala kekuatan lain yang mengganggu ketentraman dan keamanan secara luas dan merata.
- Lambang berlaku adil, penuh kasing sayang, dan menghargai persamaan hak pada rakyatnya. Ini sesuai dengan permukaan air yang selalu rata dan sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
- samudera mempunyai watak yang luas sehingga mampu menampung apa saja.. baik itu hal-hal yang baik maupun buruk.. segala sampah masuk ke laut, bahkan bangkai anjing sekalipun juga masuk ke laut.. namun laut tidak pernah mengeluarkan bau yang tidak sedap..
Bayu (Dewa Angin) Laku Hambeging Samirana
- Maknanya seorang pemimpin harus berjiwa teliti di mana saja berada. Baik buruk rakyat harus diketahui oleh mata kepala sendiri, tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja. Bawahan cenderung selektif dalam memberi informasi untuk berusaha menyenangkan pimpinan.
- Lire: tansah naliti sanggya sasana. Tumrap lelabuhaning Nata, tansah niti priksa marang kawula dasih, suker sakit kinawruhan sarana talaten atul. Jer lakuning samirana iku anggung nusupi sanggya sasana.
- Ia bisa masuk ke mana saja ke seluruh penjuru dunia tanpa kesulitan. Segala perilaku baik atau jelek kasar atau rumit di dunia dapat diketahui olehnya tanpa yang bersangkutan mengetahuinya. Ia melihat keadaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang dilaluinya.
- Angin selalu berada di segala tempat, tanpa membedakan dataran tinggi atau rendah, daerah kota ataupun pedesaan. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, hingga secara langsung mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya.
- Meskipun tidak tampak tetapi dapat dirasakan berhembus tanpa henti, merata keseluruh penjuru dan tempat. Demikian juga hendaknya, seorang pemimpin . keberadaannya harus dapat dirasakan di hati rakyat maupun bawahannya, dan tiada henti-hentinya berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat atau bawahannya. Berupaya mengamati sampai kepelosok penjuru untuk mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya. Dengan demikian tidak ragu-ragu dalam menentukan kebijakan.
- Raja berada di segala tempat. artinya tidak segan untuk meneliti kehidupan rakyatnya.
- Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin mengetahui dan menanggapi keadaan negeri dan seluruh rakyat secara teliti.
- Angin berada di mana saja, baik di pegunungan, dataran tinggi, ataupun dataran rendah. Angin bersifat menyejukkan, tidak membedakan derajat dan pangkat, dekat dengan rakyat, dan mengetahui apa yang dibutuhkan.
- Udara mempunyai watak lembut dan dapat merata ke seluruh alam, baik itu yang keliatan maupun yang tidak.. terbukti di gua-gua yang dalam, berliku dan gelap sekalipun masih terdapat udara.. bahkan di dalam air sekalipun juga terdapat udara..
Indra (Dewa Hujan) Laku Hambeging Tirta
- Maknanya seorang pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaannya. Keadilan yang ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang membersihkan kotoran. Air tidak pernah emban oyot emban cindhe (emban cindhe emban siladan) ‘pilih kasih’.
- Lire: tindak anorraga, lumuh ngungkul-ungkuli, tan ngendhak gunaning liyan. Jer tirta iku tansah watak warata tur dayane anggung ngasrepi dadya usadaning kotoran.
- Ia mempunyai sifat menyediakan apa yang diperlukan di bumi, memberikan kesejahteraan dan memberi hujan di bumi.
- Langit mempunyai keluasan yang tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
- Seakan-akan menakutkan tetapi kalau sudah berubah menjadi hujan merupakan berkah serta sumber penghidupan bagi semua makluk hidup. Seorang pemimpin harus berwibawa dan menakutkan bagi siapa saja yang berbuat salah dan melanggar peraturan. Namun disamping itu selalu berusaha memberikan kesejahteraan kepada rakyat sesuai dengan haknya.
- Nyediaaké apa sing diperloaké déning bumi, mènèhi kasejahtran lan udan (menyediakan apa yang diperlukan oleh bumi, memberikan kesejahteraan dan hujan).
- Artinya pemberi perlindungan dan payung, berpandangan tidak sempit, banyak pengetahuannya tentang hidup dan kehidupan, tidak mudak menerima laporan asal membuat senang, suka memberi hadiah bagi yang berprestasi dan menghukum dengan adil bagi pelanggar hukum.
- Raja dapat menerima segala sesuatu dan tidak akan merasa sesak terbebani. Raja mengayomi dan memberikan keindahan yang membahagiakan seperti langit.
- Yang menakutkan (berwibawa) tetapi kemudian memberikan manfaat dan menghidupkan, maka pemimpin harus berwibawa murah hati dan dalam tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.
- Angkasa menunjukkan sikap yang sabar, tidak pendendam, luas di hati seluas langit tanpa batas, mampu menampung dan menanggapi masukan dari pihak mana pun.
- Air mempunyai watak memberikan kehidupan kepada makhluk hidup.. baik manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan semua membutuhkan air demi kelangsungan hidupnya..
Candra (Dewa Bulan) Laku Hambeging Candra
- Maknanya seorang pemimpin harus memberi penerangan yang menyejukkan seperti bulan bersinar terang benderang namun tidak panas. Bahkan terang bulan tampak indah sekali. Orang desa menyebutnya purnama sidi (bulan purnama).
- Lire: tansah madangi saindenging bawana. Tumrap lelabuhaning ratu, tansah mamardi pangawikan lan kagunan marang kawula dasih sarana wulanging dwija sogata samurwating dununge. Kutha desa sanadyan lengkehing wukir, sadrajat sapangkat padha sinungan pamardi putra.
- Ia selalu berbuat lembut, ramah dan sabar kepada siapa saja.
- Keberadaan bulan senantiasa menerangi kegelapan malam dan menumbuhkan harapan-harapan yang indah. Seorang pemimpin hendaknya sanggup memberikan dorongan dan mampu membangkitkan semangat rakyatnya, ketika rakyat sedang menderita kesulitan.
- Sebagai bulan bersinar dikala gelap malam tiba, dan memberikan suasana tenteram dan teduh. Sebagaimana bulan, seorang pemimpin hendaknya rendah hati, berbudi luhur serta menebarkan suasana tentram kepada rakyat.
- Lembut, ramah lan sabar karo sapa waé (lembut, ramah dan sabar terhadap siapa saja).
- Bulan adalah pemberi kedamaian dan kebahagiaan, penuh kasih sayang dan berwibawa, tapi juga mencekam dan seram, tidak mengancam tapi disegani.
- Raja harus siap memberikan petunjuk dan menyelesaikan segala masalah, raja bisa menerangi rakyatnya yang sedang susah, sperti bulan yang menerangi gelapnya malam.
- Yang memberi kesenangan dan penerangan dengan sinarnya yang lembut. Seorang pemimpin bertindak halus dengan penuh kasih sayang dengan tidak meninggalkan kedewasaannya.
- Bulan yang hanya menampakkan diri di malam hari merupakan simbol yang mampu menerangi dalam gelap. Bulan juga dimaknai sebagai sesuatu yang mampu berperan saat banyak masalah dan menumbuhkan semangat yang penuh harapan indah, bukan malah menakut-nakuti.
- Rembulan mempunyai watak memberikan penerangan di kala malam hari atau pada saat gelap.. maka sifat rembulan memberikan penerangan kepada siapa saja yang sedang mengalami kegelapan.
Surya (Dewa Matahari) Laku Hambeging Surya
- Maknanya seorang pemimpin harus memberi inspirasi pada bawahannya ibarat matahari yang selalu menyinari bumi dan memberi energi pada setiap makhluk.
- Lire: tansah aweh daya kekiyatan marang sanggya gumelaring jagad. Segara nguwab dadi mendhung temah dadi udan, ora liya saka dayane raditya. Bumi mekar nuwuhke cecukulan, iya marga saka kedayan sunaring bagaskara. Tumrap lelabuhaning ratu, anggung paring kekiyatan marang kawula dasih. Nangkoda nara kisma nara karya kang kasekengan, padha antuk sihing ratu minangka pawitan. Sanadyan ing tembe kudu nyaur, nanging sarana sarenti sawuse ngundhuh wohing karya.
- Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana.
- Matahari adalah sumber dari segala asal kehidupan, yang membuat semua makhluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin hendaknya mampu mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyatnya untuk membangun negara, dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya.
- Terang benderang memancarkan sinarnya tiada pernah berhenti. Segalanya diterangi, diberinya sinar cahaya tanpa pandang bulu. Sebagaimana matahari, seorang raja ( pemimpin) harus bisa memberikan pencerahan kepada rakyat, berhati-hati dalam bertindak seperti jalannya matahari yang tidak tergesa-gesa namun pasti dalam memberikan sinar cahayanya kepada semua mahluk tanpa pilih kasih.
- Sipaté alon, ora kesusu, sabar, welas asih lan wicaksana (Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana).
- Pemberi panas, penerangan dan energie, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa surya/matahari, mengatur waktu secara disiplin.
- Raja memberi tiada berharap untuk kembali, adil, tidak pilih kasih, seperti matahari menerangi bumi.
- Menghisap air dengan sifat panas secara perlahan serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan didasari pikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.
- Surya atau matahari dianggap memberikan semangat hidup untuk berkarya membangun wilayahnya agar hidup benar-benar hidup. Makna ini sesuai dengan sifat matahari yang menyinari bumi demi berjalannya proses kehidupan di alam ini.
- Matahari mempunyai watak menerangi merata di seluruh jagat tanpa kecuali… sinar matahari bersifat memberikan kehidupan pada seluruh makhluk…
Brama (Dewa Api) Laku Hambeging Dahana
- Maknanya seorang pemimpin harus tegas seperti api yang sedang membakar. Namun pertimbangannya berdasarkan akal sehat yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidakmembawa kerusakan di muka bumi.
- Lire: angrampungi. Ora ana sawiji-wiji kang ora lebur dening dahana. Tumrap lelabuhaning Nata, pangawak pradata luhur. Sakabehing prakara kang konjuk ngarsa Nata, kudu rampung paripurna kang pinancas kanthi adil para marta.
- Sifat api bisa membakar menghanguskan dan memusnahkan benda apa saja. Ia pun dapat memberikan pelita dalam kegelapan Hyang Brama seperti api bisa membasmi musuh dan segala kejahatan sekaligus bisa menjadi pelita bagi manusia yang sedangdalam keadaan kegelapan.
- Api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
- Bersifat panas membara, kalau disulut akan berkobar dan membakar apa saja tanpa pandang bulu, tetapi juga sangat diperlukan dalam kehidupan. Sebagaimana sifat api, seorang pemimpin harus berani menindak siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan .
- Bisa ngobong, nggosongaké lan musnahaké apa waé, mènèhi pepadhang sajroning pepeteng (bisa membakar, menghanguskan dan memusnahkan apa saja, memberikan penerangan di dalam kegelapan).
- Seorang pemimpin haruslah pemberi semangat terhadap rakyatnya, pemberi kekuatan serta penghukum yang adil dan tegas.
- Raja harus bisa memberantas angkara murka, seperti api yang dapat membungihanguskan segala sesuatu yang dilaluinya.
- Yang mempunyai sifat tegak, dapat membakar dan membinasakan lawan. Pemimpin harus berani dan tegas serta adil, mempunyai prinsip sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran dan kesucian hati.
- Api adalah lambang kewibawaan. Kewibaan mampu menegakkan hukum secara tegas, memberantas kejahatan tanpa pandang bulu, berani membela yang benar, rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas.
- Api mempunyai watak mampu menghanguskan apa saja tanpa pandang bulu… maka sifat api ini diambil sebagai contoh untuk seorang raja harus mampu menghukum siapa saja yang salah, tidak bandang bulu apakah itu sanak atau keluarga, apabila bertindak salah harus dihukum demi tegaknya keadilan…
Yamadipati (Dewa Kematian) Laku Hambeging Kartika
- Maknanya seorang pemimpin harus tetap percaya diri meskipun dalam dirinya ada kekurangan. Ibarat bintang-bintang di angkasa, walaupun ia sangat kecil tapi dengan optimis memancarkan cahayanya, sebagai sumbangan buat kehidupan.
- Hambeg kartika, uga sinebut hambeg wukir. Lire: teguh santosa. Sanadyan sinerang maruta sindhung riwut, parandene bayu bajra malah piyak nganan ngering labet kasor prabawa lan adeging wukir. Tumrap lelabuhaning Nata, sabarang kang wus dhumawuh kudu tetep tumindak tan kena owah.
- Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
- Bintang senantiasa mempunyai tempat yang tetap di langit hingga dapat menjadi pedoman arah (kompas). Seorang pemimpin hendaknya menjadi teladan rakyat kebanyakan, tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.
- Nun jauh menghiasi langit di malam hari, menjadi kiblat dan sumber ilmu perbintangan. Seorang pemimpin harus bisa menjadi kiblat kesusilaan, budaya dan tingkah laku serta mempunyai konsep berpikir yang jelas. Bercita-cita tinggi mencapai kemajuan bangsa, teguh, tidak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
- Mbasmi lelaku ala lan jahat tanpa pilih wulu (Membasmi tindakan tercela dan kejahatan tanpa memandang bulu).
- Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
- Pemberi harapan-harapan baik kepada rakyatnya setinggi bintang dilangit, tapi rendah hati dan tidak suka menonjolkan diri, disamping harus mengakui kelebihan-kelebihan orang lain.
- Raja harus menepati janji, teguh dalam prinsip, tidak mudah ganti pendirian, sabdanya sebagai aturan, perilaku menjadi contoh, seperti keteguhan bintang yang setia pada tempatnya.
- Yang indah dan terang sebagai perhiasan dan yang menjadi pedoman dan bertanggung jawab atas keamanan anak buah, wilayah kekuasaannya.
- Bintang adalah petunjuk arah di alam. Dengan kata lain, bintang mengandung makna teladan, tidak plin-plan, dan mampu menjadi pedoman. Artinya, pemimpin tidak boleh mudah terpengaruh kepentingan segolongan manusia dan melupakan kepentingan yang lebih besar.
- Bintang mempunyai watak memberikan keindahan pada alam semesta.. kelip kelip bintang di malam memberikan rasa nyaman tenteram bagi siapa saja yang melihatnya.