Surya Sengkala

Surya Sengkala
Munggahing Godhong Sumoroting Pandulu (2010)

Sugeng Rawuh

Senin, 22 November 2010

ASTHABRATA

᭧

ASTHABRATA


Makna Asthabrata

  • Astha atau hastha adalah angka 8
    • Astagina (Kawi) = 8 Macam Kegunaan
    • Astha Bumi (Hindu) = 8 ukuran halaman Pura
    • Astha Dikpala (Aṣṭa-Dikpāla अष्ट-दिक्पाल) = 8 Dewa Penjaga Arah (Indra, Varuna, Kuvera, Yama, Isana, Vayu, Agni, Nrtti)
    • Astha Kosala (Hindu) = 8 ukuran niyasa pelinggih
    • Astha Wisangti (Sansekerta) = 28
    • Asthabasu (Kawi) = 8 Dewa
    • Asthabratha (Kawi) = 8 Macam Kebajikan
    • Asthadasa (Jawa Kuno) = 18
    • Asthadasa Kotamaning Prabu (Majapahit) = 18 Ilmu Kepemimpinan Jawa
    • Asthama (Sansekerta) = ke 8
    • Cupu Manik Asthagina (Ramayana) = kotak perhiasan pemberian Bathara Surya kepada Dewi Windradi (isteri Resi Gotama) (neneknya Hanoman)
  • Brata adalah kebajikan, kesetiaan, dharma bhakti, laku tapa, kaul kesetiaan, tingkah laku, solah bawa, polah tingkah, perbuatan
    • Bratajaya (Mahabharata महाभारत) = Sumbadra (isteri Arjuna)
    • Bratalaras (Mahabharata महाभारत) = anak Arjuna dan Dewi Larasati (dari Widarakandang)
    • Bratasena (Mahabharata महाभारत) = Bima (kakak Arjuna)
    • Catur Brata (Hindu)= Amati karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang)
    • Panca Niyama Brata (Hindu) = Akrodha, Guru Susrusa, Sauca, Aharalagawa, Apramada
    • Panca Yama Brata (Hindu) = Ahimsa, Brahmacari, Satya, Awyawaharika, Asteriya
    • Tapa Brata (Sansekerta) = bertapa

Ajaran Asthabrata

  • Ajaran yang diberikan oleh Ramawijaya kepada Wibisana, menurut buku Serat Rama Jarwa Macapat, karangan Yosodipuro II,  dalam 35 bait (27 bait Pangkur). Oleh Ramawijaya, Raden Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka menggantikan Rahwana. Untuk menjadi seorang raja yang adil dan bijaksana, haruslah mengikuti sifat 8 Dewa, yaitu Indra, Yamadipati, Surya, Bayu, Kuwera, Brama, Candra, Baruna.
  • Ajaran yang diberikan oleh Bagawan Kesawasidhi (pertapaan Kutharunggu) kepada Arjuna, menurut cerita Wahyu Makutha Rama. Bagawan Kesawasidhi sebagai penyamaran dari Kresna (inkarnasi Wisnu). Seorang pemimpin haruslah mempunyai 8 sifat, Kisma (tanah), Warih (air), Maruta (angin), Angkasa (langit, awan, mendung), Candra (rembulan), Surya (matahari), Dahana (api), Kartika (bintang).
  • Ajaran yang diberikan oleh Bagawan Kesawasidhi (pertapaan Kutharunggu) kepada Arjuna, menurut buku Wahyu Sri Makutharama, Asthabrata (buku kedua dari buku panduan Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta), penanggung jawab Sampurno, ketua tim penyusun Wibisono Singgih, edisi kedua September 1996. Bagawan Kesawasidhi sebagai penyamaran dari Kresna (inkarnasi Wisnu). Seorang pemimpin haruslah mempunyai 8 watak (Dewa), Bumi (Wisnu), Angin (Bayu), Air (Baruna), Rembulan (Ratih), Matahari (Surya), Langit (Indra), Api (Brama), Bintang (Ismaya).
  • Orang Jawa suka dengan referensi kepemimpinan menurut Lakon Wahyu Makutharama. Lakon ini menyuratkan kepemimpinan sosial yang terkenal dengan istilah asthabrata, yang berarti delapan prinsip meniru filsafat matahari, bulan, langit, bintang, air, api, laut dan angin. Ajaran asthabrata memberikan kesadaran kosmis bahwa dunia dengan segala isinya mengandung pelajaran bagi manusia yang mau merenung dan menelitinya. Norma kepemimpinan Jawa dikenal dengan ungkapan sabda pandita ratu tan kena wola-wali. Maksudnya seorang pemimpin harus konsekuen untuk melaksanakan dan mewujudkan apa yang telah dikatakan. Masyarakat Jawa menyebutnya sebagai orang yang bersifat berbudi bawa laksana yaitu teguh berpegang pada janji.

Rangkuman Asthabrata

  • Kisma, Pratiwi (tanah, bumi, kekayaan), Kuwera (Dewa Kekayaan).
  • Warih, Jaladri, Samudra (air, laut, samudera), Baruna (Dewa Laut).
  • Maruta, Samirana (angin, udara), Bayu (Dewa Angin).
  • Angkasa (langit, awan, mendung), Indra (Dewa Hujan).
  • Candra (rembulan), Candra (Dewa Bulan).
  • Surya, Baskara (matahari), Surya (Dewa Matahari).
  • Dahana (api), Brama (Dewa Api).
  • Kartika (bintang, keadilan), Yamadipati (Dewa Kematian).

Kuwera (Dewa Kekayaan) Laku Hambeging Kisma

  • Maknanya seorang pemimpin yang selalu berbelas kasih dengan siapa saja. Kisma artinya tanah. Tanah tidak mempedulikan siapa yang menginjaknya, semua dikasihani. Tanah selalu memperlihatkan jasanya. Walaupun dicangkul, diinjak, dipupuk, dibajak tetapi malah memberi subur dan menumbuhkan tanam-tanaman. Filsafat tanah adalah air tuba dibalas air susu. Keburukan dibalas kebaikan dan keluhuran.
  • Lire: tansah murah asih marang sapa bae kang nyuwun den murahi. Amarga kisma iku tansah ngatonake dedanane. Tanem tuwuh cecukulan minangka bogane sagung dumadi, ora liya saka wulu wetuning bantala. Sanadyan anggane pinulasara in janma, pinaculan dinudhukan, parandene kisma malah ngatonake kamurahane, mas sesotya pepelikan warna-warna dadya kaskayane kang mulasara. Mangkono hambeging kisma. 
  • Bumi mempunyai sifat murah hati, selalu memberi hasil kepada siapapun yang mengolah dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak murah hati, suka beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
  • Sifatnya ulet dalam berusaha mengumpulkan kekayaan guna kesejahteraan warga masyarakatnya. Ia sebagai penyandang dana.
  • Sentosa, suci, pemurah memberikan segala kebutuhan yang diperlukan makhluk yang hidup diatasnya. Menjadi tumpuan bagi hidup dan pertumbuhan benih dari seluruh makluk hidup. Sebagaimana bumi, seorang pemimpin seharusnya bersifat sentosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku sehari-hari.
  • Ulet jroning ngumpulaké kasugihan kanggo kasejahtran warga masyarakaté (Ulet di dalam mengumpulkan kekayaan bagi kesejahteraan warga masyarakat).
  • Sikap pemimpin bangsa harus meniru watak bumi atau momot-mengku (memuat-memangku) bagi orang Jawa, dimana bumi adalah wadah untuk apa saja, baik atau buruk, yang diolahnya sehingga berguna bagi kehidupan manusia.
  • Raja harus memiliki watak seperti tanah, yang murah dan penuh kasih sayang, menerima segala tumpahan dan keluhan, memberikan sarana hidup, tak banyak menuntut, serba bermanfaat.
  • Yang sentosa, makmur dengan kesucian rohani dan jasmani. Pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya karena harus memperhatikan rakyat, yang memerlukan bantuan yang mencerminkan sentosa budi pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada.
  • Dimaknai sebagai murah hati, suka beramal, dan berusaha tidak mengecewakan rakyat. Makna ini sesuai sifat bumi yang memberikan hasilnya kepada yang mengolahnya.

Baruna (Dewa Laut) Laku Hambeging Samodra

  • Maknanya seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf sebagaimana samudra raya yang siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Jiwa samudra mencerminkan pendukung pluralisme dalam hidup bermasyarakat yang berkharakter majemuk.
  • Lire: jembar miwah sabar ing panggalih. Kamot momoting panggalih, kapanduking suka kingkin sasadone den adu manis, datan jujul datan surut lamun kataman ing sak serik sameng dumadi. Jer samodra iku sanyata angalangut tanpa tepi. Kajogan sarah prabatang miwah tirtaning narmada pira-pira, parandene orak sesak ora luber.  Sifat Samudera bisa menampung seluruh air sungai dengan segala sesuatu yang ikut mengalir di dalamnya. Namun samudera tidak tumpah. Hyang Baruna seperti samudera bisa menampung apa saja yang jelek ataupun baik. Ia sabar dan berwawasan sangat luas, seluas samudera.
  • Laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Seorang pemimpin hendaknya menempatkan semua rakyatnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian ia dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
  • Luas, tidak pernah menolak apapun yang datang memasukinya, menerima dan menjadi wadah apa saja. Sebagaimana lautan seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung bila dikritik, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung segala aspirasi rakyat dari golongan maupun suku mana pun serta bersifat pemaaf.
  • Bisa nampung apa waé sing ala utawa apik, sabar lan nduwèni wawasan sing jembar (Bisa menampung apa saja, yang jelek atau yang baik, sbar dan mempunyai wawasan yang luas).
  • Jujur, bersih dan berwibawa, obat haus air maupun haus ilmu pengetahuan dan haus kesejahteraan.
  • Raja berwatak air, dapat menyesuaikan diri dimana tempat berada, memberikan kesejukan kepada siapapun sehingga rakyat merasa adhem ayem kadyo siniram banyu sawindu lawase (seperti disiram air 8 tahun lamanya).
  • Sebagai simbol kekuatan yang mengikat. Pemimpin harus mampu menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga keseluruhan dan keutuhan rakyat serta melindungi rakyat dari segala kekuatan lain yang mengganggu ketentraman dan keamanan secara luas dan merata.
  • Lambang berlaku adil, penuh kasing sayang, dan menghargai persamaan hak pada rakyatnya. Ini sesuai dengan permukaan air yang selalu rata dan sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
  • samudera mempunyai watak yang luas sehingga mampu menampung apa saja.. baik itu hal-hal yang baik maupun buruk.. segala sampah masuk ke laut, bahkan bangkai anjing sekalipun juga masuk ke laut.. namun laut tidak pernah mengeluarkan bau yang tidak sedap..

Bayu (Dewa Angin) Laku Hambeging Samirana

  • Maknanya seorang pemimpin harus berjiwa teliti di mana saja berada. Baik buruk rakyat harus diketahui oleh mata kepala sendiri, tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja. Bawahan cenderung selektif dalam memberi informasi untuk berusaha menyenangkan pimpinan.
  • Lire: tansah naliti sanggya sasana. Tumrap lelabuhaning Nata, tansah niti priksa marang kawula dasih, suker sakit kinawruhan sarana talaten atul. Jer lakuning samirana iku anggung nusupi sanggya sasana. 
  • Ia bisa masuk ke mana saja ke seluruh penjuru dunia tanpa kesulitan. Segala perilaku baik atau jelek kasar atau rumit di dunia dapat diketahui olehnya tanpa yang bersangkutan mengetahuinya. Ia melihat keadaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang dilaluinya.
  • Angin selalu berada di segala tempat, tanpa membedakan dataran tinggi atau rendah, daerah kota ataupun pedesaan. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, hingga secara langsung mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya.
  • Meskipun tidak tampak tetapi dapat dirasakan berhembus tanpa henti, merata keseluruh penjuru dan tempat. Demikian juga hendaknya, seorang pemimpin . keberadaannya harus dapat dirasakan di hati rakyat maupun bawahannya, dan tiada henti-hentinya berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat atau bawahannya. Berupaya mengamati sampai kepelosok penjuru untuk mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya. Dengan demikian tidak ragu-ragu dalam menentukan kebijakan.
  • Raja berada di segala tempat. artinya tidak segan untuk meneliti kehidupan rakyatnya.
  • Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin mengetahui dan menanggapi keadaan negeri dan seluruh rakyat secara teliti.
  • Angin berada di mana saja, baik di pegunungan, dataran tinggi, ataupun dataran rendah. Angin bersifat menyejukkan, tidak membedakan derajat dan pangkat, dekat dengan rakyat, dan mengetahui apa yang dibutuhkan.
  • Udara mempunyai watak lembut dan dapat merata ke seluruh alam, baik itu yang keliatan maupun yang tidak.. terbukti di gua-gua yang dalam, berliku dan gelap sekalipun masih terdapat udara.. bahkan di dalam air sekalipun juga terdapat udara..

Indra (Dewa Hujan) Laku Hambeging Tirta

  • Maknanya seorang pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaannya. Keadilan yang ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang membersihkan kotoran. Air tidak pernah emban oyot emban cindhe (emban cindhe emban siladan) ‘pilih kasih’.
  • Lire: tindak anorraga, lumuh ngungkul-ungkuli, tan ngendhak gunaning liyan. Jer tirta iku tansah watak warata tur dayane anggung ngasrepi dadya usadaning kotoran.
  • Ia mempunyai sifat menyediakan apa yang diperlukan di bumi, memberikan kesejahteraan dan memberi hujan di bumi.
  • Langit mempunyai keluasan yang tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
  • Seakan-akan menakutkan tetapi kalau sudah berubah menjadi hujan merupakan berkah serta sumber penghidupan bagi semua makluk hidup. Seorang pemimpin harus berwibawa dan menakutkan bagi siapa saja yang berbuat salah dan melanggar peraturan. Namun disamping itu selalu berusaha memberikan kesejahteraan kepada rakyat sesuai dengan haknya.
  • Nyediaaké apa sing diperloaké déning bumi, mènèhi kasejahtran lan udan (menyediakan apa yang diperlukan oleh bumi, memberikan kesejahteraan dan hujan).
  • Artinya pemberi perlindungan dan payung, berpandangan tidak sempit, banyak pengetahuannya tentang hidup dan kehidupan, tidak mudak menerima laporan asal membuat senang, suka memberi hadiah bagi yang berprestasi dan menghukum dengan adil bagi pelanggar hukum.
  • Raja dapat menerima segala sesuatu dan tidak akan merasa sesak terbebani. Raja mengayomi dan memberikan keindahan yang membahagiakan seperti langit.
  • Yang menakutkan (berwibawa) tetapi kemudian memberikan manfaat dan menghidupkan, maka pemimpin harus berwibawa murah hati dan dalam tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.
  • Angkasa menunjukkan sikap yang sabar, tidak pendendam, luas di hati seluas langit tanpa batas, mampu menampung dan menanggapi masukan dari pihak mana pun.
  • Air mempunyai watak memberikan kehidupan kepada makhluk hidup.. baik manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan semua membutuhkan air demi kelangsungan hidupnya..

Candra (Dewa Bulan) Laku Hambeging Candra

  • Maknanya seorang pemimpin harus memberi penerangan yang menyejukkan seperti bulan bersinar terang benderang namun tidak panas. Bahkan terang bulan tampak indah sekali. Orang desa menyebutnya purnama sidi (bulan purnama).
  • Lire: tansah madangi saindenging bawana. Tumrap lelabuhaning ratu, tansah mamardi pangawikan lan kagunan marang kawula dasih sarana wulanging dwija sogata samurwating dununge. Kutha desa sanadyan lengkehing wukir, sadrajat sapangkat padha sinungan pamardi putra.  
  • Ia selalu berbuat lembut, ramah dan sabar kepada siapa saja.
  • Keberadaan bulan senantiasa menerangi kegelapan malam dan menumbuhkan harapan-harapan yang indah. Seorang pemimpin hendaknya sanggup memberikan dorongan dan mampu membangkitkan semangat rakyatnya, ketika rakyat sedang menderita kesulitan.
  • Sebagai bulan bersinar dikala gelap malam tiba, dan memberikan suasana tenteram dan teduh. Sebagaimana bulan, seorang pemimpin hendaknya rendah hati, berbudi luhur serta menebarkan suasana tentram kepada rakyat.
  • Lembut, ramah lan sabar karo sapa waé (lembut, ramah dan sabar terhadap siapa saja).
  • Bulan adalah pemberi kedamaian dan kebahagiaan, penuh kasih sayang dan berwibawa, tapi juga mencekam dan seram, tidak mengancam tapi disegani.
  • Raja harus siap memberikan petunjuk dan menyelesaikan segala masalah, raja bisa menerangi rakyatnya yang sedang susah, sperti bulan yang menerangi gelapnya malam.
  • Yang memberi kesenangan dan penerangan dengan sinarnya yang lembut. Seorang pemimpin bertindak halus dengan penuh kasih sayang dengan tidak meninggalkan kedewasaannya.
  • Bulan yang hanya menampakkan diri di malam hari merupakan simbol yang mampu menerangi dalam gelap. Bulan juga dimaknai sebagai sesuatu yang mampu berperan saat banyak masalah dan menumbuhkan semangat yang penuh harapan indah, bukan malah menakut-nakuti.
  • Rembulan mempunyai watak memberikan penerangan di kala malam hari atau pada saat gelap.. maka sifat rembulan memberikan penerangan kepada siapa saja yang sedang mengalami kegelapan.

Surya (Dewa Matahari) Laku Hambeging Surya

  • Maknanya seorang pemimpin harus memberi inspirasi pada bawahannya ibarat matahari yang selalu menyinari bumi dan memberi energi pada setiap makhluk.
  • Lire: tansah aweh daya kekiyatan marang sanggya gumelaring jagad. Segara nguwab dadi mendhung temah dadi udan, ora liya saka dayane raditya. Bumi mekar nuwuhke cecukulan, iya marga saka kedayan sunaring bagaskara. Tumrap lelabuhaning ratu, anggung paring kekiyatan marang kawula dasih. Nangkoda nara kisma nara karya kang kasekengan, padha antuk sihing ratu minangka pawitan. Sanadyan ing tembe kudu nyaur, nanging sarana sarenti sawuse ngundhuh wohing karya.
  • Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana.
  • Matahari adalah sumber dari segala asal kehidupan, yang membuat semua makhluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin hendaknya mampu mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyatnya untuk membangun negara, dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya.
  • Terang benderang memancarkan sinarnya tiada pernah berhenti. Segalanya diterangi, diberinya sinar cahaya tanpa pandang bulu. Sebagaimana matahari, seorang raja ( pemimpin) harus bisa memberikan pencerahan kepada rakyat, berhati-hati dalam bertindak seperti jalannya matahari yang tidak tergesa-gesa namun pasti dalam memberikan sinar cahayanya kepada semua mahluk tanpa pilih kasih.
  • Sipaté alon, ora kesusu, sabar, welas asih lan wicaksana (Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana).
  • Pemberi panas, penerangan dan energie, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa surya/matahari, mengatur waktu secara disiplin.
  • Raja memberi tiada berharap untuk kembali, adil, tidak pilih kasih, seperti matahari menerangi bumi.
  • Menghisap air dengan sifat panas secara perlahan serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan didasari pikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.
  • Surya atau matahari dianggap memberikan semangat hidup untuk berkarya membangun wilayahnya agar hidup benar-benar hidup. Makna ini sesuai dengan sifat matahari yang menyinari bumi demi berjalannya proses kehidupan di alam ini.
  • Matahari mempunyai watak menerangi merata di seluruh jagat tanpa kecuali… sinar matahari bersifat memberikan kehidupan pada seluruh makhluk…

Brama (Dewa Api) Laku Hambeging Dahana

  • Maknanya seorang pemimpin harus tegas seperti api yang sedang membakar. Namun pertimbangannya berdasarkan akal sehat yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidakmembawa kerusakan di muka bumi.
  • Lire: angrampungi. Ora ana sawiji-wiji kang ora lebur dening dahana. Tumrap lelabuhaning Nata, pangawak pradata luhur. Sakabehing prakara kang konjuk ngarsa Nata, kudu rampung paripurna kang pinancas kanthi adil para marta.
  • Sifat api bisa membakar menghanguskan dan memusnahkan benda apa saja. Ia pun dapat memberikan pelita dalam kegelapan Hyang Brama seperti api bisa membasmi musuh dan segala kejahatan sekaligus bisa menjadi pelita bagi manusia yang sedangdalam keadaan kegelapan.
  • Api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
  • Bersifat panas membara, kalau disulut akan berkobar dan membakar apa saja tanpa pandang bulu, tetapi juga sangat diperlukan dalam kehidupan. Sebagaimana sifat api, seorang pemimpin harus berani menindak siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan .
  • Bisa ngobong, nggosongaké lan musnahaké apa waé, mènèhi pepadhang sajroning pepeteng (bisa membakar, menghanguskan dan memusnahkan apa saja, memberikan penerangan di dalam kegelapan).
  • Seorang pemimpin haruslah pemberi semangat terhadap rakyatnya, pemberi kekuatan serta penghukum yang adil dan tegas.
  • Raja harus bisa memberantas angkara murka, seperti api yang dapat membungihanguskan segala sesuatu yang dilaluinya.
  • Yang mempunyai sifat tegak, dapat membakar dan membinasakan lawan. Pemimpin harus berani dan tegas serta adil, mempunyai prinsip sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran dan kesucian hati.
  • Api adalah lambang kewibawaan. Kewibaan mampu menegakkan hukum secara tegas, memberantas kejahatan tanpa pandang bulu, berani membela yang benar, rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas.
  • Api mempunyai watak mampu menghanguskan apa saja tanpa pandang bulu… maka sifat api ini diambil sebagai contoh untuk seorang raja harus mampu menghukum siapa saja yang salah, tidak bandang bulu apakah itu sanak atau keluarga, apabila bertindak salah harus dihukum demi tegaknya keadilan…

Yamadipati (Dewa Kematian) Laku Hambeging Kartika

  • Maknanya seorang pemimpin harus tetap percaya diri meskipun dalam dirinya ada kekurangan. Ibarat bintang-bintang di angkasa, walaupun ia sangat kecil tapi dengan optimis memancarkan cahayanya, sebagai sumbangan buat kehidupan.
  • Hambeg kartika, uga sinebut hambeg wukir. Lire: teguh santosa. Sanadyan sinerang maruta sindhung riwut, parandene bayu bajra malah piyak nganan ngering labet kasor prabawa lan adeging wukir. Tumrap lelabuhaning Nata, sabarang kang wus dhumawuh kudu tetep tumindak tan kena owah.
  • Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
  • Bintang senantiasa mempunyai tempat yang tetap di langit hingga dapat menjadi pedoman arah (kompas). Seorang pemimpin hendaknya menjadi teladan rakyat kebanyakan, tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.
  • Nun jauh menghiasi langit di malam hari, menjadi kiblat dan sumber ilmu perbintangan. Seorang pemimpin harus bisa menjadi kiblat kesusilaan, budaya dan tingkah laku serta mempunyai konsep berpikir yang jelas. Bercita-cita tinggi mencapai kemajuan bangsa, teguh, tidak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
  • Mbasmi lelaku ala lan jahat tanpa pilih wulu (Membasmi tindakan tercela dan kejahatan tanpa memandang bulu).
  • Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
  • Pemberi harapan-harapan baik kepada rakyatnya setinggi bintang dilangit, tapi rendah hati dan tidak suka menonjolkan diri, disamping harus mengakui kelebihan-kelebihan orang lain.
  • Raja harus menepati janji, teguh dalam prinsip, tidak mudah ganti pendirian, sabdanya sebagai aturan, perilaku menjadi contoh, seperti keteguhan bintang yang setia pada tempatnya.
  • Yang indah dan terang sebagai perhiasan dan yang menjadi pedoman dan bertanggung jawab atas keamanan anak buah, wilayah kekuasaannya.
  • Bintang adalah petunjuk arah di alam. Dengan kata lain, bintang mengandung makna teladan, tidak plin-plan, dan mampu menjadi pedoman. Artinya, pemimpin tidak boleh mudah terpengaruh kepentingan segolongan manusia dan melupakan kepentingan yang lebih besar.
  • Bintang mempunyai watak memberikan keindahan pada alam semesta.. kelip kelip bintang di malam memberikan rasa nyaman tenteram bagi siapa saja yang melihatnya.


Sabtu, 20 November 2010

Panjang punjung pasir wukir gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.


 

Panjang punjung pasir wukir gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.



Panjang

Dalam suluk pedalangan diterangkan : panjang dawa pocapane berarti mempunyai sejarah yang lama. Suatu bangsa yang akar historisnya dapat ditelusuri akan menambah kepercayaan diri yang kuat. Dengan membandingkan peristiwa lalu dan peristiwa yang sedang berlangsung akan mudah mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang memiliki nilai kesamaan. Kegagalan dan keberhasilan masa lalu akan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Sebab-sebab kegagalan dan keberhasilan itu ada yang karena kesengajaan dan ada yang karena kebetulan. Faktor kesengajaan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya.

Punjung

Arti kata punjung adalah luhur kewibawaannya. Kewibawaan suatu negara diperoleh dari pengakuan rakyat dalam negeri dan pengakuan kedaulatan dari negara-negara lain. Rakyat yang sejahtera lahir batin dan negara tetangga yang mendapatkan hutang budi merupakan modal pokok suatu negara untuk tampil terkemuka mendapat pengakuan dan kewibawaan. Lain halnya dengan suatu negara yang dirundung gejolak politik, kerusuhan, kemiskinan dan kesengsaraan warganya, tentu saja rakyat akan melakukan upaya-upaya penggulingan kekuasaan dan negara lain sulit mengakui kewibawaannya. Boleh jadi malah menjadi cibiran bangsa manca. Negara seperti itu tidak bisa dibanggakan lagi. Oleh karena itu sedapat-dapatnya masing-masing warga mau aktif dan kompetitif dalam membangun kemakmuran negara. Pemimpin negara juga dituntut memiliki visi yang cerdas, tidak korup dan memiliki supremasi hukum.

Pasir

Dalam bahasa pedalangan pasir dimaknai samudra. Pencipta kata pasir ini tentu berdasarkan realita bahwa Nusantara memiliki wilayah yang sebagian besar adalah samudra raya. Harus diakui bahwa samudra atau lautan merupakan sumber kekayaan alam yang berlimpah ruah. Di sana terdapat sumber daya laut yang sangat besar dan merupakan jalur perdagangan, pelayaran dan pelabuhan. Bahan tambang juga banyak terdapat di dalam laut. Produksi garam besar-besaran hanya bisa dilakukan di sekitar laut. Demikian pula keanekaragaman hayati, tumbuh-tumbuhan laut dan ikan-ikan tentu bisa mendatangkan kemakmuran. Oleh karena itu penting untuk masyarakat dan negara menguasai teknologi dan ilmu kelautan. Konsep pasir perlu mendapat pemaknaan lebih luas agar bisa mendatangkan keuntungan lebih banyak.

Wukir

Dalam pewayangan dikenal adanya dasa nama atau kumpulam istilah. Dasa nama dari wukir adalah gunung, arga, redi dan prawata. Adanya pegunungan menambah kesuburan tanah. Hutan belantaranya memuat kekayaan hewani dan nabati. Kayu-kayuan yang sangat mahal harganya terdapat di hutan. Sebagai contoh kayu Jati di Pegunungan Kendheng di Jawa dan rotan di hutan Kalimantan. Pengelolaan hutan yang terbuka, adil, dan teratur tentu membuka lebar-lebar kesempatan pemakmuran rakyat. Hanya saja yang perlu dihindari adalah monopoli pengelolaan hutan yang berbuntut kesenjangan dan persengketaan yang tidak menguntungkan. Wukir juga bermakna pegunungan yang indah. Negara atau wilayah yang memiliki deretan pegunungan tentu akan menyajikan penorama indah dan udara sejuk yang membuat betah dan nyaman orang tinggal di sana. Apalagi dalam jaman modern di mana pariwisata sangat digemari, maka tentu keindahan panorama pegunungan akan menambah devisa negara dan kemakmuran rakyat, sebagai contoh Pegunungan Bromo di Jawa Timur.

Gemah

Kata gemah dalam jagat pakeliran berkaitan dengan kesibukan orang berniaga. Perdagangan merupakan kegiatan perekonomian yang sangat penting. Suatu negara yang lancar dan aman proses perdagangannya, pertanda di situ ekonomi berjalan dengan baik dan dinamis. Pertukaran barang membuat kehidupan menjadi bergairah dan hal ini erat hubungannya dengan semangat kerja. Etos kerja dapat dirangsang dengan imbalan yang memadai. Dunia perdagangan yang gemah menjanjikan hal itu. Siang malam orang berjualan dan berniaga di pasar tidak lelah dan tidak mengantuk. Dalam benak mereka adalah penghasilan yang bisa menghidupi dan menyejahterakan sanak keluarga. Hujan panas tidak merongrong usahanya untuk maju dan berkembang. Oleh karena itu wilayah kewajiban negara yang sangat vital adalah mewujudkan keamanan perdagangan.

Ripah

Kata ripah diterangkan Ki Dalang dengan pengertian mengacu kepada keramaian suatu negara. Karena negara memiliki daya pikat, maka banyak orang manca berkunjung dan berbondong-bondong untuk mencari penghidupan atau sekedar berdarmawisata ke situ. Di mana saja yang banyak dituju orang biasanya di situ banyak rezeki. Hal ini sebagaimana pepatah: ada gula ada semut. Namun untuk mengelola gula diperlukan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kebijaksanaan yang memadai. Kesejahteraan merupakan hal yang membuat orang tergerak untuk meraihnya. Beruntunglah wilayah atau negara yang dapat mewujudkannya.

Loh

Kata loh berarti kesuburan. Tanah yang subur dan dapat menumbuhkan segala tanaman dengan baik disebut tanah yang loh. Di wilayah nusantara tanahnya sangat subur. Palawija, palagandul, pala kependem di mana-mana subur menghijau dan menentramkan mata memandang. Ketentraman ini berbuah kenyamanan untuk setiap orang tidak akan bersaing secara tidak sehat. Kekerasan dan kecemburuan dapat dihindari. Sebagai wilayah agraris, maka menjadikan wilayah Nusantara sebagai negara agraris maju, sejahtera dan disegani perlu diusahakan. Tanah tumpah darah yang sudah loh perlu manajemen oleh pemimpin negara secara profesional agar membuahkan kemakmuran yang sesungguhnya.

Jinawi

Kata jinawi dalam jagat pakeliran berarti apa yang dibeli harganya serba murah. Kebutuhan hidup sehari-hari dapat dijangkau oleh masyarakat secara mudah. Kesenjangan daya beli antara si punya dan si tidak punya tidak terlampau lebar. Kecemburuan sosial yang berkaitan dengan daya beli membuat orang yang merasa tidak mampu akan berbuat nekad agar dirinya dapat mengejar ketertinggalan. Orang mau menjambret, mencopet, maling, merampok dan merompak karena dengan jalan lumrah dirinya tidak bisa memperjuangkannya. Negara yang memperoleh predikat jinawi, rakyatnya akan ramah dan murah senyum. Tegur sapa sesama bukan barang mahal dan lebih penting lagi masyarakat akan mulai memikirkan cara memaknai hidup entah dengan berkesenian atau mengembangkan pemikiran ilmiah religius.

Tata

Kata berjenjang tata-titi, tatas-titis, tatag-tutug berkaitan dengan komitmen suatu komunitas dalam ketaatan hukum dan norma yang telah disepakati bersama. Konvensi dan aturan main bersama harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar keserasian dan keselarasan tetap terjaga. Pelanggaran terhadap tata tertib akan menunda keberhasilan. Di samping diri sendiri rugi, orang lain pun akan terkena dampaknya. Apabila pelanggaran itu dilakukan oleh orang banyak dan hal itu dianggab biasa berarti masyarakat itu telah menabung masalah. Suatu saat masalah itu akan membengkak dan berbuah pada penderitaan. Banyak contoh bahwa masyarakat yang menjunjung ketertiban akan unggul, produktif dan kompetitif. Dan banyak contoh pula masyarakat yang tak mengindahkan normanya sendiri akan jalan di tempat bahkan jumud 'mundur'.

Tentrem

Kata tentrem berarti tentram, aman, tenang, damai dan dapat membahagiakan lahir maupun batin. Kata tentrem lebih menunjuk pada aspek kejiwaan. Untuk mencapai suasana tentrem, maka antar unsur masyarakat harus menghormati hak dan kewajiban orang lain, terbuka, toleran, tenggang rasa, tepa selira, tahu diri, mawas diri, introspeksi, kompromis dan humanis. Di sini pengendalian diri terhadap pergaulan sangat diperlukan. Masyarakat yang tentram akan membuat hidup kerasan dan betah. Dalam suasana tentram, tidak akan pernah orang merasa dihina dan diremehkan, apalagi merasa terancam harta dan jiwanya.

Karta

Kata karta diterangkan oleh Ki Dalang berkaitan dengan kemakmuran dan aktivitas kerja. Hal ini menunjukkan suatu masyarakat yang gemar berkarya, produktif dan sibuk kegiatan akan menjadi makmur. Petani sibuk dengan bercocok tanam. Pedagang rajin berjualan, peternak tekun menggembala. Kesempatan bekerja yang luas akan mengurangi angka pelanggaran yang menjurus pada kriminalitas. Masing-masing individu mempunyai kesempatan untuk menyumbangkan diri. Kehormatan sosial akan membuat orang memiliki arti dalam hidupnya. Orang yang bekerja pasti timbulharga dirinya. Status sosialnya diakui oleh lingkungan. Oleh karena itu meledaknya pengangguran perlu dihindari.

Raharja

Raharja berarti jauh dari kejahatan. Semua orang patuh pada hukum. Pencuri dan pencopet, maling dan kecu tidak mendapat tempat. Harta dan kekayaan, ternak dan hasil pertanian aman ditaruh di mana saja, tidak ada kejahilan dan kejahatan yang mengganggu. Mereka yang kecukupan membantu yang kurang kecukupan. Hal ini menjadikan yang kekurangan kerjanya menjadi lebih giat untuk mengejar ketinggalan. Antara kekayaan dan kemiskinan terjadi saling pengertian. Mereka tahu posisi dan kedudukannya sehingga hubungan harmonis terpelihara. Penonjolan kemewahan oleh yang kaya tidak terjadi dan meminta-minta oleh yang melarat tidak terlihat.

http://wijayakusumacilacap.blogspot.com/2010/11/panjang-punjung-pasir-wukir-gemah-ripah.html